16 research outputs found
PERSEPSI DAN MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK KUBU RAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika mendeskripsikan bagaimana minat belajar fisika siswa dan mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap minat belajar fisika.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020 di SMK “Kesehatan Harapan Kita Sejahtera” dan SMK Pelangi Nusantara Kubu Raya. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa SMK kelas XI. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika a) siswa kelas XI SMK Kesehatan “Harapan Kita Sejahtera” dan SMK Pelangi Nusantara Kubu Raya memiliki persepsi yang positif terhadap pembelajaran fisika. Dikatakan demikian, karena hasil penskoran data penelitian pada empat aspek persepsi siswa terhadap pelajaran fisika bersifat positif. Untuk persepsi siswa akan pengetahuan siswa tentang fisika diperoleh 62,18% positif, persepsi siswa terhadap bahan pelajaran fisika diperoleh 58,28% positif, persepsi siswa terhadap guru fisika diperoleh 57,5% positif, dan persepsi siswa terhadap hubungan guru dengan siswa diperoleh 60,5% positif atau dengan kata lain presentase persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika sebesar 59,61% adalah positif, b) Persepsi siswa terhadap guru fisika presentasenya lebih rendah yaitu 57,5% dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dalam pembelajaran fisika, hal ini menunjukkan bahwa beberapa siswa di kelas XI SMK Kesehatan “Harapan Kita Sejahtera” dan SMK Pelangi Nusantara Kubu Raya berpandangan bahwa guru fisika di sekolahnya masih belum maksimal dalam memberikan materi pelajaran contohnya memberikan latihan soal tidak sesuai dengan bahan/ materi pelajaran, 2. Minat Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika : Siswa kelas XI SMK Kesehatan “Harapan Kita Sejahtera” dan SMK Pelangi Nusantara Kubu Raya memiliki minat belajar yang tinggi. Dikatakan demikian, karena berdasarkan hasil penskoran data penelitian pada keempat aspek minat belajar. Pada aspek minat belajar siswa tentang kesukaan diperoleh 68,39% positif, pada aspek minat belajar siswa terhadap kepuasan diperoleh 66,60% positif, pada aspek minat belajar siswa diperoleh 75,37% positif, dan pada aspek minat belajar siswa diperoleh 68,25% positif atau dengan kata lain presentase minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika sebesar 69,65% adalah positif, 3. tidak ada hubungan yang positif atau signifikan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika dengan minat belajar siswa terhadap pembelajaran siswa di kelas XI SMK Kesehatan “Harapan Kita Sejahtera” dan SMK Pelangi Nusantara Kubu Raya. Hal ini karena koefisien korelasi < yaitu 0,070<0,444. Hubungan atau korelasi adalah hubungan korelasi negative yang sangat kuat. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika positif, rata-rata siswa memiliki minat belajar fisika yang positif, namun tidak adanya korelasi positif antara persepsi siswa terhadap pendidikan fisika terhadap minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika
TINGKAT PEMAHAMAN OPERATOR SEKOLAH PADA APLIKASI DAPODIK DI KECAMATAN PONTIANAK SELATAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman operator sekolah pada aplikasi dapodik di Kecamatan Pontianak Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman operator sekolah terhadap aplikasi Dapodik. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman operator dalam penginputan data Dapodik tergolong baik. Dilihat dari analisis data terhadap permasalahan yang ada, Persentase tingkat pemahaman operator sekolah yaitu jumlah yang menjawab SS (Sangat Setuju) sejumlah 15% dari 20 pernyataan, jumlah yang menjawab S (Setuju) sejumlah 48,33% dari 20 pernyataan, jumlah yang menjawab TS (Tidak Setuju) sejumlah 30% dari 20 pernyataan, serta jumlah yang menjawab STS (Sangat Tidak Setuju). Dari hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi dapat dilihat pada jawaban angket Setuju dengan 48,33%, hal tersebut disimpulkan tingkat pemahaman operator sekolah adalah Baik atau sudah memahami mengenai tugas dan kewajiban operator Dapodik. Kata Kunci: tingkat pemahaman, operator sekolah, dapodik
SANITARY AND PHYTOSANITARY MEASURES, TECHNICAL BARRIERS TO TRADE DAN IMPORT LICENSING BERKENAAN DENGAN PENOLAKAN IMPOR PRODUK DAGING UNGGAS ASAL BRAZIL OLEH INDONESIA
WTO telah dibentuk dan didesain untuk memfasilitasi perdagangan
internasional selama berlangsungnya putaran Uruguay pada 1986 dan telah
diresmikan pada tahun 1994. Tujuan utama dari WTO adalah untuk memperkecil
kemungkinan timbulnya hambatan dalam perdagangan Internasional. Guna
mewujudkan tujuannya tersebut, WTO dilengkapi dengan perjanjian multilateral
tambahan, sepertihalnya Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures
(SPS Agreement), Agreement on Technical Barriers to Trade (TBT Agreement)
dan Import Licensing Procedures. Setiap perjanjian tersebut memiliki peranan
masing-masing dalam perdagangan internasional. Pada dasarnya, perdagangan
internasional dilakukan untuk memperoleh keuntungan bersama akan tetapi,
terkadang terdapat permasalahan dalam perdagangan yang berujung pada
sengketa. Berawal sejak 2008, Brazil berupaya untuk memasuki pangsa pasar
Indonesian dengan produk daging unggasnya. Akan tetapi, hingga 2013 Indonesia
belum menerima sertifikasi kesehatan dan kehalalan produk Brazil dan tidak
mengizinkan impor produk Brazil atas dasar adanya risiko terkontaminasi
penyakit Hand Food, and Mouth Disease (HFMD) dan permasalahan terkait
sertifikasi halal. Dari penolakan ini, Brazil keberatan dan mengajukan request for
consultation kepada Indonesia melalui WTO. Brazil mendalilkan bahwa
Indonesia telah melanggar ketentuan dalam SPS Agreement, TBT Agreement, dan
Import Licencing Procedures dalam penolakannya. Di lain sisi, Indonesia
membantah semua dalil Brazil dan menyatakan bahwa tindakan Indonesia telah
sesuai dengan ketentuan di dalam WTO. Sehingga berdasarkan permasalahan
tersebut, muncul pertanyaan mengenai bagaimana pengaturan SPS, TBT, dan
Import Licensing dalam WTO, serta pertanyaan lainnya terkait penerapan
perjanjian tersebut di dalam permasalahan ini.
Kata kunci: Impor, Perdagangan Internasional, WTO, SPS, TBT, Import
Licensin
Teacher Educators Perspectives on The Use of Augmented Reality for Foreign Language
The purpose of this research is to share reflections on Augmented Reality (AR) technology as an upgrade tool for foreign language development. Exploring the short but considerable literature research, this post discusses AR technology for the rise in the philosophy of upgrading, upgrading teacher nursery in position, teachers, pupils, customs, infrastructure, and sustainability, using the framework of activities outlines the suitability of the use of upgrading technology in development programs. For analysis, AR technology has essential benefits for language development; however, it is not suitable for all language types. Not only that, but this information also offers solid recommendations for activities that are enhanced with AR in 4 skills as well as language-specific applications. This information has some relevance for instructors, teachers, researchers, and creators of Augmented reality content
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Jantung Pisang Mas (Musa Acuminata Colla) Menggunakan Metode DPPH
Jantung pisang mas mengandung senyawa yang dapat menangkap radikal bebas antara lain saponin, fenol, flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas (Musa acuminata Colla) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, dilanjutkan fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat dan air. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi air dilakukan pada seri konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 μg/ml. Sedangkan untuk fraksi etil asetat digunakan konsentrasi sebesar 4, 8, 12, 16, dan 20 μg/ml. Persentase aktivitas antioksidan diperoleh dari data absorbansi. Nilai IC50 didapatkan dari regresi linier antara konsentrasi larutan seri uji dengan persentase aktivitas antioksidan. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat ekstrak etanol jantung pisang mas memiliki aktivitas antioksidan kuat, sedangkan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan lemah. Nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas berturut-turut sebesar 68,742; 56,132; dan 201,151 μg/ml
KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS DI BIDANG USAHA E – COMMERCE
Pada dasarnya perusahaan yang bergerak di bidang e – commerce ini sama seperti perusahaan yang kegiatan bisnisnya masih menggunakan cara – cara konvensional. Di samping itu perusahaan tersebut juga membutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang bergerak di bidang e – commerce meskipun kegiatan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan bisnisnya tidak sebesar dengan perusahaan konvensional, namun perusahaan tersebut tetap saja membutuhkan anggaran untuk menjamin kelangsungan bisnis tersebut. Perusahaan yang bergerak bidang e – commerce tentunya selain mengandalkan kepada modal dasar yang dimiliki, namun perusahaan pasti juga bergantung kepada sumber anggaran lainnya yaitu melalui kegiatan utang. Perusahaan apabila memanfaatkan pola utang ini, ada kemungkinan perusahaan di bidang e – commerce tersebut akan dapat dipailitkan jika ternyata perusahaan tersebut memenuhi syarat untuk dipailitkan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Masalah selanjutnya tentunya mengenai mekanisme penentuan harta kekayaan perusahaan di bidang e-commerce tersebut untuk dijadikan boedel/harta pailit. Hal ini mengingat aset perusahaan di bidang e-commerce selain berupa benda yang berwujud seperti gedung kantor, uang, kendaraan perusahaan dan semcamnya. Di sisi lain perusahaan juga mempunyai aset dalam bentuk yang tidak berwujud yaitu aplikasi sistem e-commerce itu sendiri
WORKSHOP PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MGMP PPKN MANDIRI SMP KABUPATEN KUBU RAYA 2018
Abstrak Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah untuk mengetahui bagaimana hasil dari pelaksanaan kegiatan workshop tentang pembuatan media pembelajaran terhadap pengetahuan, keahlian, dan respon guru MGMP PPKN Mandiri di SMP N 1 Kubu Raya. Kegiatan pengabdian yang dilakukan meningkatkan pengetahuan maupun keahlian guru, khususnya dalam pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi presentasi yaitu Power Point dalam menunjang kinerja guru MGMP PPKN Mandiri di SMP N 1 Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah presentasi, diskusi, latihan, dan evaluasi. Kegiatan pengabdian yang dilakukan memperoleh respon yang positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusias peserta guru MGMP PPKN untuk mengadakan pelatihan lanjutan mengenai materi pembuatan media pembelajaran. Dengan dilaksanakannya workshop, para peserta memiliki keterampilan dalam pembuatan media pembelajaran menggunakan Power Point
Monitoring Sistem Kontrol Mesin Drying Kopi Secara Real Time Berbasis IoT
The process of drying coffee beans often done by manually using sunlight which has its drawbacks, where coffee farmers cannot predict the weather which may rain at any time. If exposed to rain water, coffee beans that are slightly dry will become wet and moist again, which will affect the quality of the coffee beans. Therefore, in this research a literature study will be carried out, followed by the construction of an IoT-based coffee drying machine so that its condition can be monitored at any time. In the drying process, a PTC fan and heater will be used to regulate the temperature and humidity in the coffee drying machine to get better results in drying coffee. This research will also test how much temperature and humidity are optimal in the coffee drying machine, because it will also affect the drying time and the quality of the coffee produced. To determine the quality of the coffee beans and develop a coffee drying machine, researchers will collaborate with UKM Boyolali which has experience in drying coffee beans. IoT-based dying coffee machine has been made, with dimensions (80 x 47 x 115) cm, drying capacity of 30 grams, using electric fuel which is integrated with temperature and humidity sensors which function as drying temperature controllers, with measurement error calibration results of 1.2 and organoleptic tests show that the quality of the coffee produced by the tool/machine is better than the coffee produced by manual heating, where the coffee beans heated by the machine have a strong coffee aroma but do not smell burnt, the color is even, light brown in color and has a bitter taste and when crushed and dissolved there is no precipitate on the surface. The optimum temperature for the IoT-based dying coffee machine is 80ºC in 883 seconds or the equivalent of 15 minutes, which is equivalent to traditional drying by relying on sunlight for 10 days, while the optimal humidity for the IoT-based dying coffee machine is 15 %, this is in accordance with the quality standards of coffee as a result of heating.
Keywords: Coffee beans, Drying coffee machine, IoT
ABSTRAK
Pada proses pengeringan biji kopi saat ini masih sering dilakukan secara manual menggunakan sinar matahari yang memiliki kekurangan, dimana petani kopi tidak bisa memprediksi cuaca yang kemungkinan bisa terjadi hujan setiap saat. Jika terkena air hujan biji kopi yang agak kering akan menjadi basah dan lembab kembali, dimana akan jadi berpengaruh pada kualitas dari biji kopi tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan study literature, yang dilanjutkan dengan pembuatan mesin drying kopi berbasis IoT sehingga bisa dipantau kondisinya setiap saat. Pada proses pengeringan akan digunakan fan dan heater PTC untuk mengatur suhu dan kelembapan di dalam mesin drying kopi untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus dalam pengeringan kopi. Pada penelitian ini juga akan diujikan seberapa besar suhu dan kelembapan yang optimal di dalam mesin drying kopi, karena akan berpengaruh juga pada waktu pengeringan dan kualitas kopi yang dihasilkan. Untuk menentukan kualitas dari biji kopi dan mengembangkan mesin drying kopi peneliti akan bekerjasama dengan UKM Boyolali yang sudah berpengalaman dibidang pengeringan biji kopi. Telah dibuat mesin dying kopi yang berbasis IoT, dengan dengan dimensi (80 x 47 x 115) cm, kapasitas pengeringan 30 gram, menggunakan bahan bakar listrik yang terintegrasi dengan sénsor suhu dan kelembaban yang berfungsi sebagai pengontrol suhu pengeringan, dengan hasil kalibrasi error pengukuran sebesar 1,2 dan uji organoleptic menunjukan bahwa kualitas kopi hasil alat/ mesin lebih bagus dibandingkan dengan kopi hasil pemanasan manual, dimana biji kopi hasil pemanasan dengan mesin mempunyai aroma kopi kuat namun tidak beraroma gosong, warna merata, berwarna coklat muda dan mempunyai rasa pahit dan ketika ditumbuk dan dilarutkan tidak ada endapan dipermukaan. Suhu optimal pada mesin dying kopi yang berbasis IoT adalah 80ºC dalam kurun waktu 883 detik atau setara dengan 15 menit yang mana hasil tersebut setara dengan pengeringan secara tradisional dengan mengandalkan sinar matahari selama 10 hari, sedangkan kelembapan optimal pada mesin dying kopi yang berbasis IoT adalah 15%, hal ini sesuai dengan baku mutu kopi hasil pemanasan
PROTOTYPE ROBOT SEBAGAI ALAT BANTU OPERATOR PADA STASIUN PEMANCAR RADIO
PROTOTYPE ROBOT SEBAGAI ALAT BANTU OPERATOR PADA STASIUN PEMANCAR RADI
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Jantung Pisang Mas (Musa acuminata Colla) Menggunakan Metode DPPH
Jantung pisang mas mengandung senyawa yang dapat menangkap radikal bebas antara lain saponin, fenol, flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas (Musa acuminata Colla) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, dilanjutkan fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat dan air. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi air dilakukan pada seri konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 μg/ml. Sedangkan untuk fraksi etil asetat digunakan konsentrasi sebesar 4, 8, 12, 16, dan 20 μg/ml. Persentase aktivitas antioksidan diperoleh dari data absorbansi. Nilai IC50 didapatkan dari regresi linier antara konsentrasi larutan seri uji dengan persentase aktivitas antioksidan. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat ekstrak etanol jantung pisang mas memiliki aktivitas antioksidan kuat, sedangkan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan lemah. Nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas berturut-turut sebesar 68,742; 56,132; dan 201,151 μg/ml